(30/09/2025) fu.uinsgd- Asosiasi Ilmu Hadis Indonesia (ASILHA) menggelar Rapat Kerja (Raker) periode 2025–2029 (Senin- Selasa), (28-29/9/2025) di Hotel Stipram, Kaliurang, Yogyakarta. Setelah hampir sebulan paska Pemilihan Ketua Barunya di UIN SUKA Agustus lalu, ASILHA melakukan kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan Prodi Ilmu Hadis dan semua divisi kepengurusan terpilih. Secara bersama-sama mereka merumuskan arah kerja organisasi selama lima tahun ke depan. Hadir dalam acara rapat kerja, Kaprodi ILHA UIN Bandung Dr Agus Suyadi, Lc, M.Ag & Sekprodi, Dr Aceng Abdul Qodir, M.Hum.
Dalam sambutannya Ketua ASILHA, Prof. Dr. Saifudin Zuhri, menekankan pentingnya menjaga ritme kerja organisasi secara sehat dan berkelanjutan. Ia mengajak seluruh pengurus untuk tidak terjebak dalam pola kerja yang tegang, melainkan menghadirkan suasana santai namun tetap produktif. “Mari kita jalani periode ini dengan kerja yang nyantai tapi tetap bermakna. Jangan sampai kita bekerja dengan tegang, karena yang lebih penting adalah kebersamaan, kekompakan, dan kontribusi nyata. ASILHA adalah rumah bersama, kita rawat dengan hati yang ringan,” ujarnya.

Salah seorang dosen UIN SGD Bandung, Prof. Dr. Anton Atoillah, mengapresiasi sekaligus memberi respon positif memperkuat arah visi organisasi. Ia menekankan bahwa ASILHA bukan hanya wadah perkumpulan, melainkan juga penjaga tradisi akademik ilmu hadis di Indonesia. Dalam pandangannya, keberlanjutan organisasi tidak lepas dari semangat akademik yang serius, integritas yang dijaga, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. “ASILHA harus menjaga spirit akademik sekaligus integritasnya. Kita harus terus berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan zaman, tapi tetap berpegang pada prinsip dan nilai keilmuan yang kuat. Itu yang akan menjadikan ASILHA relevan dan bermakna,” tutur Prof.Anton yang juga menjabat Dewan Pengawas ASILHA.
Dalam kesempatan tersebut, Kaprodi ILHA UIN Bandung Agus Suyadi mengusulkan 3 poin pengembangan potensi Prodi Ilmu Hadis melalui ASILHA, yang kelak diakomodir dalam program semua Divisi ASILHA periode 2025- 2029 yakni :
- Disabilitas
Isu ini diangkat oleh Prodi ILHA Bandung setelah lebih dari 5 tahun turut berpartisipasi Dalam Program Literasi dan Pembelajaran Hadis bagi para penyandang disabilitas netra. Berawal dari program PPM Mahasiswa dikomuniitas tunanetra (tunet), hingga menjadi bagian dalam Penyediaan Literatur Digital Audio Kitab Riyadhus Sholihin yang disponsori oleh KEMENSOS RI. Selanjutnya dilakukan beberapa Riset dan Program PKM dosen dan mahasiswa Prodi Ilmu Hadis UIN Bandung yang terbit dalam Jurnal Ilmiah yang didanai oleh LITPDIMAS KEMENAG RI. Kini ILHA UIN Bandung tengah melakukan Program Lembaga Binaan di Pesantren Tunanetra Sam’an Netra Mulia Kab. Bandung. “Bahkan Menyosong Hari Disablitas Internasional 2025 ini , kami telah merancang satu acara khusus bagi peningkatran Literasi tersebut, penghujung tahun ini .Tentu saja dengan bermitra bersama mitra terkait“, papar Agus Suyadi Kaprodi ILHA Bandung.
Pengarus utamaan isu disabilitas ini dianggap penting agar ASILHA bisa ambil bagian untuk menjawab harapan global terkait tema inklusifitas dan kesetaraan dalam program The Sustainable Development Goals (SDGs), melalui proker kelembagaan berbasis Research Academic & Community Services.
2. Jurnal PKM & Jurnal Mahasiswa
Adalah sebuah realita tak terbantahkan bahwa iklim publikasi ilmiah tengah menggeliat baik secaa kualitaif maupun kualitatif. Hampir seluruh Prodi ILHA diindonesia bahkan ASILHA sendiri memiliki jurnal ilmiah hadis dengan ragam kualifikasinya. Sayang, ada dua celah poin yang layak diberi catatan.
Pertama, Dominasi Jurnal Riset / Penelitian yang jauh melampaui jurnal PKM khsususnya budang social keagamaan. Ketertarikan riset publikasi ilmiah genre penelitian yang melampaui jumlah pengabdian dan publikasinya menandai adanya ketidakberimbangan antara jurnal riset dan PKM. Padahal Tridharma Perguruan tinggi mengisyaratkan keduanya berjalan setara. Padahal baik dosen dan mahasiswa ILHA secara rutin diharuskan melakukan aktifitas pengabdian ini, secara akademik dan professional. Dosen melalui tagihan kinerja sedang mahasiswa melalui MK PPM (Praktek Profesi Mahasiswa) dan Praktikum Mata Kuliah disetiap sesternya. Keberadaan Jurnal PKM diharap bisa mentriger kualitas dan kuantitas Pengabdian Akademik dalam merecord misi kampus berdampak. Untuk itulah prodi ILHA Bandung medorong Divisi Publikasi & Jurnal ASILHA untuk menggagas terbitnya Jurnal Community Services melengkapi keberadaan Journal Of Hadith Studies (JOHS) milik ASILHA.
Kedua, Jurnal Mahasiswa adalah idealisme untuk menyetarakan partisipasi aktif dan massif kompetensi menulis dan publikasi kalangan mahasiswa dengan dosennya. Ritme semangat Riset dan publikasi dikalangan dosen jauh melampaui mahasiswanya. Hal ini tak lepas dari reward dan tuntutan bagi para dosen plus sentuhan para pengelola jurnal dan reviewer yang terus mengawal. Bagaimana dengan mahasiswanya ? Nyaris tak setara. Bilapun ada, ya karena tuntutanskrisps atau tugas dosen. Ada juga nama mahasiswa yang disandingkan oleh dosenya. Tapi tak lepas sekedar tuntuan administratif saja. Prodi ILHA Bandung menyuarakan model jurnal yang dikelola Prodi, yakni Jurnal Diroyah (Sinta 2) untuk dosen dan Jurnal TAMMAT (OJS) bagi Mahasiswa . Keduanya berada dalam kendali prodi untuk memastikan balancing publikasi akademik secara berimbang. Bila ini berkembang , maka ASILHA selaku induk kebersamaaan seluruh prodi Hadis bisa belibatkan peran dan prestasi mahasiswa ilmu Hadis sebagai bagian pemakmur kajian Hadis dimasa kini dan mendatang.
3. Inisiasi LSP ILHA
Bagian dari indikator keunggulann Prodi adalah penyerapan almuninya didunia kerja. Alumni Prodi ILHA sejak dipisahkan dari prodi Tafsir Hadis, menjadi semakin terlihat jelas. Problem keterlibatan seorang sarjana kini acapkali diukur dengan skill yang terukur secara profesional. Maka menyiapkan para mahasiswa yang kelak menjadi alumni dengan skill dan kompetensi terukur menjadi sebuah keniscayaan. Modal keharusan penyertaan SKPI dan penglibatan kini BNSP sudah cukup menjadi alasan pendirian LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi ) di lingkungan Prodi-Prodi Ilha. ASILHA sebagai Asosiasisi Keilmuan dianggap layak secara fungsi dan lgal formal untuk menyusun indicator dan instrument kelayakan profesi ‘kehadisan’, untuk diajukan kepada BNSP. Hal ini akan menjadi poin bermanfaat bagi mahasiswa ILHA dan alumninya dalam membekali dunia kerja yang penuh tantangan dimasa depan.
Lebih jauh Ia menjelaskan bahwa beberapa hal model Skill Profesi Prodi ILHA yang diusulkan antara lain: Bidang Pengajaran Hadis, Trainer Penulisan Karya Ilmiah dan Tahfiz Hadis, Penyusunan & Editor Buku , Kalibrasi Arah Kiblat, Konsultan Waris, Digitalisasi dan Penggunaan Software Hadis, Mediator Moderasi dan Keagamaan serta bidang lainnya yang bisa dibuatkan standarisasi dan indikator kompetensi secara professional.Ketiga isu diatas menjadi bagaian pembicaraan dan perumusan divisi ASILHA dalam penyusunan program empat tahun kedepan
Kaprodi berharap kehadiran para perwakilan divis dalam mengakomodir semua usulan menandai keseriusan ASILHA dalam memperkuat kiprahnya, Sekaligus menunjukkan tekad untuk menghadirkan peran ilmu hadis yang semakin kokoh di tengah dinamika keilmuan dan kehidupan masyarakat Indonesia.*** haryadi



