(02/10/2025) fu.uinsgd- Untuk menjawab tantangan global, Asosiasi Tasawuf Psikoterapi Indonesia (ATPI) telah menyusun rancangan peta jalan untuk pengembangan standardisasi dan inovasi tasawuf dan psikoterapi.
Demikian hal itu dikatakan ketua ATPI Dr.Cucu Setiawan,M.Ag saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional ATPI yang digelar di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Kamis, 02 Oktober 2025. Seminar nasional ini menghadirkan pula pembicara Ketua Konsorsium ATPI Dr.Wijaya, M.Si.dengan tema “Tasawuf Psikoterapi: Karakteristik, Peluang, dan Tantangan”. Seminar ini dihadiri oleh para ahli dan praktisi di bidang tasawuf dan psikoterapi, serta mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi.

Menurut Cucu Setiawan, rancangan peta jalan untuk pengembangan standardisasi dan inovasi tasawuf dan psikoterapi meliputi beberapa fase, yaitu:
I. Fase I : Mengembangkan draft kurikulum nasional integratif untuk program studi tasawuf dan psikoterapi.
2. Fase II: Fiksasi kurikulum nasional integratif dan standar kompetensi profesi.
3. Fase III: Standarisasi praktik dan evaluasi klinis awal.
4. Fase IV: Penjaringan supervisor/praktisi berlisensi melalui ToT dan evaluasi serta tindak lanjut.
Tasawuf dan Psikoterapi: Integrasi Ilmu untuk Kesehatan Mental
Cucu setiawan menjelaskan bahwa Tasawuf dan psikoterapi merupakan dua disiplin ilmu yang dapat diintegrasikan untuk meningkatkan kesehatan mental dan spiritual masyarakat. Tasawuf sebagai tradisi spiritual Islam dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pengalaman spiritual, sementara psikoterapi dapat membantu mengatasi masalah psikologis dan mental.
Peluang dan Tantangan
Dalam seminar ini, dibahas tentang peluang dan tantangan pengembangan tasawuf dan psikoterapi di Indonesia. Bukan hanya itu, dibahas juga tentang rancangan peta jalan Asosiasi Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia (ATPI) dalam pengembangan standardisasi dan inovasi tasawuf dan psikoterapi.
“Seminar Nasional Tasawuf dan Psikoterapi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya tasawuf dan psikoterapi dalam meningkatkan kesehatan mental dan spiritual masyarakat. Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengurangi masalah kesehatan mental.” pungkasnya.*** (Haryadi)



