Gaet Pontren Tahfidz Tunanetra,Prodi ILHA Sosialisasikan Quran dan Hadis Braile  kepada Mahasiswa

FU.UINSGD-Program studi Ilmu Hadis Fakultas Ushuluddin UIN SGD Bandung terus berupaya memberikan kompetensi kepada mahasiswa. Kali ini Prodi ILHA  mengenalkan  Al-Quran  Braile dengan menghadirkan Dr.Ridwan Effendi,Pimpinan Pondok  Pesantren Tahfidz Tunanetra SAM’AN Kota Bandung. Kegiatan yang diikuti mahasiswa ILHA dan IAT ini, digelar di kelas lantai II, Rabu, (20/11/2024)

Ketua Program studi Ilmu Hadis, Dr.Agus Suyadi Raharusun,Lc, M.Ag mengatakan selama ini literasi Al-quran Braile sudah banyak.Namun,untuk saat ini digarap juga  penguatan literasi Hadis untuk kalangan difabelitas. Apalagi Prodi ILHA sudah bekerja sama dengan Kementrian Sosial RI. Bahkan sudah menerbitkan  Literatur Kitab Hadis versi Braile 2017.

“Jadi acara ini melibatkan Prodi ILHA dan Prodi IAT, karena di ke- 2 prodi ini ada mata kuliah literasi pembelajaran Quran dan Hadis. Acara ini bagus untuk di inisiasi dan diikuti mahasiswa. Kedepan ILHA  bergabung dengan  IAT, karena kita punya binaan masyarakat PesantrenTuna Netra kajian Quran dan hadis.” terang Agus.

Menurut Agus, acara Quran Braile baru kali ini digelar dikampus.Namun,untuk diluar sudah terbangun kerjasama sinergis dengan lembaga terkait,Bahkan ia sendiri sudah menjadi pengajar di Pesantren Tunanetra. Kedepan untuk kegiatan diluar akan melibatkan mahasiswa.

Ia memaparkan bahwa tujuan digelarnya acara Al-Quran Braile adalah sebagai pengejawantahan dari ajaran Islam sebagai  Rahmatan lilalamin,karena mengenalkan visi Islam kepada semua kalangan, selanjutnya, visi kampus yang ramah difabelitas dan bagi  kaum terpinggirkan.

Bahkan Ia  berencana di UIN SGD Bandung  ingin membentuk Pusat Kajian Difabelitas, dari sisi kajian pembelajaran,penelitian,dan pengabdian.

Sementara, Ketua Yayasan SAM’AN Kota Bandung, Dr.Ridwan Efendi mengungkapkan kehadiranya sebagai narasumber : Pertama, Saya ingin mencoba mengenalkan Al-Quran Barile  ksrena Alquran  merupakan Rahmatn lilalamin harus sampai kepada semua kalangan tidak hanya kepada orang bisa melihat tetapi termasuk kepada kalangan  tunanetra.

“saya berharap jurusan IAT dan ILHA harus juga mengenal Quran Braile, sebagai bagian wawasan dan pengenalan kepada mahasiswa. Supaya ketika terjun ke masyarakat berhadapan dengan kaum Tunanetra  mahasiswa tidak kebingunan  tetapi bisa membimbing kepada mereka.” Ucapnya.

Kedua, Ini dalam rangka menjaga Alquran, dalam kontek Tunanetra maka muncullah Quran Braile untuk dikenalkan dan dipelajari.

Ketiga, dalam dunia inklusif teman-teman  harus melihat di masyarakat  ada kalangan punya kebutuhan khusus yang perlu di layani dengan khusus pula***

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top