FU.UINSGD-“Kami melihat tingkat Moderasi Beragama dan kerukunan hidup beragama di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terjaga dengan baik,aman,dan kondusif. Padahal, penduduknya heterogen dengan berbagai agama,etnis, ras, dan keyakinan. Tetapi mereka hidup damai berdampingan satu sama lain. Hal tersebut tidak terlepas dari keterlibatan dan peran serta para pemangku kebijakan di Kanwil Kemenag NTB.”
Demikian dikatakan Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr.Ecep Ismail, M.Ag, saat bicara tentang Moderasi Beragama dalam acara Benchmarking Fakultas Ushuluddin UIN Bandung ke Kantor wilayah Kemenag Provinsi NTB, Kamis,10 Oktober 2024.
Menurut Ecep, kehadiran tim rombongan sengaja belajar tentang implementasi nilai nilai moderasi beragama ditingkat struktural.Sebab,untuk ditingkat fungsional sudah dikembangkan menjadi muatan kurikulum mata kuliah tertentu.
“ Kami akan terus kembangkan penguatan nilai nilai moderasi beragama dilingkungan tenaga kependidikan agar bisa diterapkan pada tingkat layanan akademik, sehingga tercipta pelayanan yang ramah dan moderat kepada mahasiswa dan dosen.” Ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga membuka ruang untuk S1 yang berbeda agama atau keyakinan untuk kuliah khususunya di Fakultas Ushuluddin.
Sementara, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kantor Wilayah Kemenag NTB, Drs. Muhamad Amin,M.Pd. menegaskan bahwa pihaknya tidak melayani satu agama, tetapi melayani semua agama.
” Pada perinsip nya, karena ini kantor kementrian agama, maka, semua agama harus dilayani, tidak boleh melayani hanya satu agama. Jadi kami tidak ada masalah dengan pelayanan, karena kami melayani siapapun tanpa membedakan kayakinan atau agama, semua umat kami layani dengan baik” tegas Muhammad Amin.
Sedangkan untuk penguatan nilai moderasi beragama, pihak Kemenag NTB, menerjunkan Relawan Moderasi (RELASI) Beragama dari unsur penyuluh ASN dan Non ASN yang ditempatkan di tiap wilayah. Mereka bersinergi membangun jaringan dengan aparat yang ada di bawah (kades, kadus,linmas).
“ Untuk satu Desa kami terjunkan 2 orang relawan moderasi beragama dari unsur ASN dan Non ASN,lintas agama termasuk guru-guru ASN “ terangnya.
Ditegaskan lagi, bahwa selama ini tidak ada persoalan yang muncul di masyarakat dengan isu agama, kalaupun ada, persoalan hanya masalah sosial yang kadang dikaitkan dengan isu agama.
“Jadi perinsipnya atau kata kuncinya, kita harus bertemu para tokoh linta agama, tidak hanya terjadi masalah, tetapi, ketiak tidak terjadi masalah tetap harus membangun dialog lintas agama.” Pungkasnya.
Hadir dalam acara Benchmarkin tersebut, WD I, Ecep Ismail, Kabag TU, Zamrony ketua LPM Fakultas, Tamami, para tendik ( Dedi, Nurkholis, Galih, Sandy, Taopik,Harry,Dudi), sedangkan dari Kanwil Kemenag NTB kepada Bidang Pendidikan Madrasah, para kasi/katim, humas dan staf.***