FU.UINSGD-Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam (ASAFI) berupaya mengembangkan Program Studi aqidah dan Filsafat Islam (AFI) pada posisi yang kita harapkan, tidak lagi pada posisi marginal tetapi sejatinya bahwa jantungnya UIN adalah Ushuluddin, dan jantung nya Ushuluddin adalah Aqidan dan filsafat Islam.
Demikian ditegaskan ketua umum ASAFI Dr.Kholid Al-Walid, M.Ag saat memberikan sambutan pada Simposium Nasional ASAFI di Bandung,Rabu-jumat,18-20 September 2024.
Menurutnya, keberadaan ASAFI tentu harus memberikan kontribusi nyata bagi bangsa. Sebab itu, ASAFI ingin menawarkan salah satu gagasanya pada Kementrian Agama atau Kemendikbud untuk menjadikan kebijakan bahwa mata pelajaran filsafat atau pengenalan filsafat itu mulai diajarkan sejak SMA atau Madrasah Alyah.“Tentu saja ini sejalan dengan arahan pemerintah untuk melakukan moderasi beragama,bahwa dengan kita mengajarkan pola berpikir kritis atau rasional tingking kepada mereka, dengan melakukan pendekatan seperti itu, tentu bisa menangkal paham-paham radikal.” terangnya.
Dijelaskan,dari hasil penelitian bahwa sasaran paham radikal ternyata masuk pada tingkat SMTA (SMA/MA), dikernakan mereka belum sampai kepada berpikir yang kritis.“ Kita harus dukung dan dorong agar bisa masuk,jika persiapan sudah cukup, kita harus bergerak, karena ini merupakan peluang sekaligus tantangan yang menarik yang harus kita selesaikan dengan baik.” ucap Kholid.
Bukan hanya itu,ASAFI juga berupaya melakukan langkah- langkah strategis untuk dapat mengembangkan kurikulum yang lebih menguatkan serta seluruh dosen AFI bisa diberi ruang menulis dijurnal nasional maupun internasional.
Sementara, Dekan FU Prof.Dr.Wahyudin Darmalaksana, M.Ag, mengapresiasi acara simposium nasional ASAFI sekaligus mengucapkan selamat datang kepada para tamu anggota yang telah hadir di acara keren ini.“Saya sangat optimis dengan prodi AFI ini, satu hal, bahwa saya hari ini tidak melihat nilai inti yang diperankan dalam bidang atau aspek-aspek, saya tidak menyebutnya etika dan moral, saya mencoba menggunakan istilah lain yaitu nilai inti atau nilai utama yang harus diperankan FU khusnya AFI untuk memasukai berbagai ruang atau dimensi yang nyaris disitu tidak ada nilai inti atau utama yang diperankan.” ungkap Dekan.
Ia berharap prodi AFI dan Fakultas Ushuluddin bisa mendapatkan arah dan kebijakan yang bisa memerankan nilai nilai inti yang diperlukan di PTKIN atau PTKI.
Begitu juga wakil ketua ASAFI, Dr.Muhlas, M.Hum mendukung keputusana ASAFI salah satunya merekomendasikan mata pelajaran berkhas filsafat, apakah itu filsafat atau sejarah filsafat atau logika. Tentunya tujuannya untuk memberikan ilmu berpikir yang benar dan lurus kepada para cendekia kedepan. Sehingga dengan diperkenalkannya pengantar filsafat mereka berpikir kritis, rasional dan bersikap moderat.“ Dengan bekal tersebut, mereka akar berpikir kritis terhadap apapun yang mereka temukan, mereka tidak akan mudah untuk diindoktrinasi oleh paham-paham radikal.” tandas Muhlas.
Ketua Program studi AFI Dr.Maman Lukmanul Hakim, M.Ag mengucapkan terimaksih kepada semua anggota ASAFI yang telah menghadiri acara Simposium Nasional di Bandung” Selamat datang dikota Bandung, mohon maaf jika ada kekurangan acara ini, semoga simposium lancar dan sukses” pungkasnya.
***